Sabtu, 18 Juli 2009

Kenapa AC saya tidak dingin


Sebenernya banyak pengguna (disebut "user" selanjutnya) mengoperasikan AC tanpa memikirkan perawatannya. Alhasil banyak keluhan berupa "AC saya ko ngga dingin ya" atau "Tagihan listrik saya besar banget, katanya AC ini dayanya kecil?". Pengalaman ini saya rasakan ketika menjadi design engineering staff di sebuah perusahaan manufacturing di tempat saya dulu bekerja. Hanya saja pada bagian ini saya lebih mementingkan untuk menjawab kenapa AC anda tidak dingin.
Pengoperasian AC sebenarnya tidak seperti barang elektronik lainnya, yaitu pasang dan kemudian nyalakan, tetapi harus diperlakukan layaknya sebuah benda berjalan (seperti mobil atau sepeda motor) yang membutuhkan perawatan. Hanya saja user tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana perawatan AC.
AC pada hakikatnya adalah sebuah alat penukar panas dengan menyerap udara panas dari dalam ruangan dan menghembuskan udara dingin dengan menggunakan evaporator (indoor section). Udara panas tersebut selanjutnya akan di buang keluar melalui komponen yang bernama condensor (outdoor section). Evaporator dan condensor berbentuk pipa - pipa tembaga yang memiliki sirip - sirip (fin) yang terbuat dari alumunium. Proses tersebut dilakukan dengan menghembusakan udara luar ke komponen - komponen tersebut dengan menggunakan fan.
Pada proses tersebut, secara tidak sengaja debu - debu yang bertebangan ikut terhrmbus dan mengendap pada fin - fin evaporator dan condensor dan mengendap. Pengendapan ini akan menghalangi proses penyerapan panas (pada evaporator) dan pembuangan panas (pada condensor). Alhasil udara yang dihembusakan tidak lebih dingin dari biasanya dan compressor (jantung AC) akan bekerja lebih ekstra dalam mencapai suhu udara yang diinginkan (set point atau pengatur suhu pada AC) sehingga membuat tagihan listrik anda membengkak.
Saya akan mensimulasikan sebuah perhitungan yang telah saya pelajari selama di bangku kuliah dan pengalaman ketika bekerja sebagai enginer AC. Saya ambil kasus sebuah AC berkapasitas 1 PK dengan set point sebesar 16 derajat Celcius.

Misalkan :

Konduktifitas tembaga = 390 W/m. Kelvin

Diameter tembaga bagian luar = 0,952 cm = 9,52.10­-3 m

Tebal tembaga = 0,025 cm = 2,5.10­-4 m

Konduktifitas alumunium = 202 W/m. Kelvin

Tebal alumunium = 0,01 cm = 10­-4 m

Suhu permukaan terluar = 16 °C = 330 K (sesuai set point remote)

Suhu refrigerant = 9 °C = 323 K

Jika Konduktifitas kotoran = 50 W/m. Kelvin

Dan Tebal kotoran = 0,05 cm = 5. 10­-4 m

Diameter dalam tembaga = 9,52. 10­-3 m - 2,5. 10­-4 m = 9,27. 10­-3 m

r1 = 4,635. 10­-3 m

r2 = 4,76 . 10­-3 m

Diameter luar alumunium = 9,52. 10­-3 m + 10­-4 m = 9,62. 10­-3 m

r3 = 4,81. 10­-3 m

Diameter kotoran = 9,62. 10­-3 m + 5. 10­-4 m = 10,17. 10­-3 m

r4 = 5,085 10­-3 m

Maka laju aliran panas pada permukaan yang bersih :

*) Tanda minus (-) berarti menyerap panas

Jika panjang pipa tembaga 720 cm = 7,2 m, maka panas yang diserap evaporator adalah :

Q = 366,627 KW/m x 7.2 m = 2.639.714 KW = 9.001,425 Btu/h


Apabila AC dinyalakan dengan kotoran setebal 0,5 mm, maka laju perpindahan panas yang dihasilkan adalah :

Jika panjang pipa tembaga 720 cm = 7,2 m, maka panas yang diserap evaporator adalah :

Q = 35,758 KW/m x 7.2 m = 257,02 KW = 876,441 Btu/h


Dengan kata lain AC mengalami degradasi performance dan hanya mampu beroperasi 10% dengan ketebalan debu yang mengendap 0,5 mm dalam ruangan yang sama dan kapasitas yang sama.

Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat dalam menjawab keluhan "mengapa AC saya tidak dingin?"
hehehehe...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar